Tuesday, May 8, 2012

#Day9 Malam, Kenangan, dan Cinta!



Malam ini terasa sepi. Tak ada dering sms atau telepon seperti dua malam sebelumnya. Malam-malam saya memang hampir seperti ini. Sendiri mendiami setiap ujung kamar yang besar ini. Berteman dengan asap dan panasnya kipas laptop, bertemu dengan setiap kenangan dan merenda harapan esok hari. Kenangan itu memang berteman malam, kawan. Tak seperti harapan yang lebih suka bercumbu dengan pagi. 

Kenangan itu memang senang mendekam dalam diamnya saya, dalam sepinya dunia saya, dan dalam gelapnya kamar saya. Kenangan-kenangan itu seolah berebutan ingin keluar dan berhamburan pecah bersama debu kamar saya yang datang silih berganti terbawa angin malam ini. 

Kenangan-kenangan itu seperti mencari arah ke setiap rongga otak saya untuk sekedar diingat, tidak dilupakan. Kenangan itu tidak seperti bintang yang bisa mati setelah helium habis terbakar atau ledakan Supernova yang menghanguskan selubungnya. Kenangan itu tak takut akan pekatnya malam. Kenangan memang tak akan mati sekalipun saya mati karena itu akan hidup dan berkembang dalam ruang ingatan kerabat, dan sahabat yang mencintai saya. 

Kenangan lah yang membawa saya tetap hidup, dan berdiri dalam dunia saya yang sepi, kenangan akan dia yang terkasih. Itu mengapa saya suka malam. Ya, saya lah si penyuka malam, malam yang sunyi, tenang, dan gelap. 

Saya tak takut kalaupun kegelapan malam melenakan dan membutakan saya. Itu mengapa malam sama seperti cinta. Dia melenakan dan membutakan. Ah! Cinta! Lagi-lagi itu menjadi pangkal tulisan saya. Sukanya saya pada malam seperti rindu akan cinta. Cinta yang berkali-kali menghancurkan raga ini seperti malam-malam yang telah dan akan saya lalui yang perlahan pun akan menghancurkan raga ini. Tapi saya tak menyesal. 

Saya tak menyesal mengenal cinta, tak menyesal menyukai malam. Sekalipun malam itu gelap, tak sekalipun saya tak tenang. Sekalipun cinta membutakan mata saya, membuat saya tidak bisa mendengar apa-apa, menghilangkan jernihnya pikiran saya tak sekalipun saya terganggu.

Seperti cinta saya padanya. Cinta yang tak perlu kacamata pembesar untuk melihat lebih jelas. Cinta yang membuat saya tak perlu meraba sekalipun saya buta. Cinta yang membuat saya tidak memikirkan hari esok. Cinta yang terkadang terhalang oleh suara-suara pengganggu, suara-suara nasihat lembut nan suci, namun tetap membuat saya enggan beranjak dan menjauh darinya. Cinta yang sekalipun berhenti saya utarakan, namun tetap bermain indah dalam sanubari. Cinta yang tak memberi ruang secuil pun untuk sebuah logika. Cinta yang membuat saya tak berdaya. Cinta yang sempat memabukkan kami, dan berharap kami dapat tinggal di dunia yang sama.   

Ya, cinta itu…cinta yang datang bersama kenangan ketika malam dan hilang bersama bisingnya pagi.

080512
Mels….
      

No comments: