Tuesday, May 8, 2012

#Day10 Lanang dan Nisa Part 1 (Celoteh Tentang Bintang)



 
“Bintang itu indah.” Ujarnya sambil menunjuk tinggi ke angkasa. “Bintang yang mana?” Tanyaku bingung, karena tak satu pun bintang kulihat malam ini. “itu…lihat deh” serunya. “Kok aku gak lihat ya?” jawabku lagi, karena langit malam ini memang benar gelap. Tak ada bintang disana. 

Dia tersenyum. Dan manis! Hampir saja aku tergerak. 

Namun tiba-tiba dia mengangkat tanganku dengan tangan kanannya sambil mengarahkan tepat dimana dia melihat bintang itu, kemudian berujar “Pejamkan matamu sekarang.” Mataku pun terpejam. “Rasakan sinarnya. Dan buka matamu sekarang.” Fantastis! Bintang itu ada! Sinarnya terang disana.“ kok bisa? Kenapa tiba-tiba ada bintang disana?” tanyaku heran. Dia pun tersenyum kembali, dan tetap manis.

“Kamu tahu tidak kalau ada bintang yang semu?” tanyanya dengan mata yang masih tertuju ke langit tempat bintang itu berada.

“Tidak.” Jawabku polos.

Dia pun tertawa. Tawa khas laki-laki. Ah! Lagi-lagi kulihat sketsa wajah itu sekarang. Sketsa wajah yang dulu seperti sempat hadir di sanubari ini. Sketsa wajah seorang laki-laki. Sketsa wajah yang berbeda dari gambaran-gambaran wajah dan watak kakek dan bapakku. Sketsa wajah dingin nan manis.    

“Bintang itu semu karena dia tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain.” Jelasnya lagi sambil menolehkan wajahnya tepat dihadapanku. Kami pun bertatapan sejenak. Dan sunyi. “Oh ya?” jawabku kikuk memecah kesunyian.

Dia pun kembali menatap langit. Kemudian tersenyum dan berkata “Mungkin bintang itu bintang yang semu. Dia akan tampak dan bercahaya ketika dia menerima pantulan sinar dari bintang lain.”

“Maksud kamu?” tanyaku bingung.

“Hmm….namaku Lanang.” Katanya kemudian, seolah menolak untuk menjelaskan lebih dalam tentang bintang yang bagi aku sebuah benda yang sulit kugapai dan kupahami.

“Oh…aku Annisa. Panggil aja Nisa.” Jawabku ramah.

“Annisa yang berarti wanita?” Tanyanya.

“Iya. Ada masalah?” Celotehku iseng.

“Arti namaku malah kebalikan dari namamu. Arti Lanang itu laki-laki.” Jelasnya lagi.

Aku menganggukkan kepala berulang kali tanda paham. Walaupun sebenarnya aku masih bertanya-tanya tentang kehadiran laki-laki yang duduk disebelahku ini. Dia tidak begitu asing bagiku, tetapi dia adalah orang asing yang baru kutemui dua puluh menit yang lalu.

“Bintang itu juga ada yang ganda lho!” Ucapnya kembali dan masih tentang bintang.

“Aku tidak paham tentang bintang mas. Jadi ya, agak polos deh.” Candaku kemudian.

“Panggil aku Lanang saja.” Ujarnya.

“Sip deh mas, eh Lanang. Maksudnya rasi bintang kan ya mas, eh Lanang?” jawabku sekenanya.
Senyum tipis itu adalah jawabannya. Kemudian dia beranjak dan tersenyum kembali sambil berucap “Senang bertemu denganmu Nisa.” Aku pun mendongak dengan menyunggingkan sedikit senyum.

Menggantung! Ucapku dalam hati.  Lanang pun pergi bersama angin malam yang semakin dingin.

Omongan tentang bintang bersamanya di sudut taman kota malam itu adalah awal aku bertemu dengannya. Namun, Lanang masih menjadi misterius bagiku.


Bersambung….     
     
     

No comments: