*Sambungan Posting sebelumnya
Lebih jelasnya lagi, dan kalau boleh saya memparafrasekan essaynya
Susan Gubar dan Sandra M. Gilbert yang berjudul A Madwoman in The Attic, terdapat asumsi bahwa tulisan itu
bergender laki-laki atau terkenal dengan istilah ‘Pena itu adalah penis
metaforis’. Akibat asumsi ini, setiap tulisan akhirnya dianggap sebagai hasil
dari pengalaman dan kekhasan laki-laki serta berkenaan dengan seksualitas dan
karakter laki-laki. Metafora inilah yang akhirnya menimbulkan kegelisahan dalam
diri perempuan karena penis envy yang
dimiliki oleh perempuan mempertanyakan bagaimana seorang perempuan dapat
menulis.
Metafora ini jugalah yang akhirnya mengkaji dan mendefinisikan bahwa
teks itu bersifat laki-laki. Lanjut Gubar dan Gilbert juga mengatakan bahwa
sebuah tulisan itu adalah kelanjutan dari tulisan lain, dan akan dilanjutkan
dengan tulisan baru. Mereka juga menyebut ini dengan istilah ‘relation of sonship’, karena tulisan
adalah anak dari bapak, dan akan menjadi bapak bagi tulisan yang lain. (Bapak
disini diartikan Tuhan)
Argumen ini juga yang akhirnya mendefinisikan bahwa tulisan itu
bergender laki-laki. Ketidakbisaan perempuan untuk menjadi bapak menimbulkan
pertanyaan kembali tentang kemampuan perempuan dalam menggambarkan atau
menuangkan teks itu sendiri atau dengan kata lain ketidakbisaan itu menyebabkan
tidak ada tempat bagi perempuan untuk menulis.
Terlepas dari pendapat Gubar dan Gilbert, ketiadaan tempat untuk
seorang perempuan menulis juga didasari oleh dominasi gender laki-laki. Dominasi
yang akhirnya menciptakan asumsi-asumsi mengenai perempuan dan bagaimana
menjadi perempuan. Asumsi yang sudah melekat kuat bahkan dari nenek hingga ibu,
ya, karena ternyata asumsi-asumsi yang berkembang itu sendiri dikekalkan oleh
perempuan itu sendiri.
Asumsi-asumsi itu yang tercipta menjadi sebuah pengalaman
itu tertuang dalam tulisan-tulisan mereka. Itulah mengapa tulisan-tulisan
perempuan hanya berkisar pada pengalaman mereka dan terkesan cengeng. Sebutlah,
Austen yang seluruh tema novelnya bertemakan pernikahan. Ataupun Jane Eyrenya
Charlotte yang menceritakan tentang menjadi seorang istri dan menjadi wanita
kedua.
Work cited:
Sandra M Gilbert and Susan Gubar. Madwoman
in The Attic. Columbia, USA: University of Missouri Press, 2009.
*Masih ada sambungannya
No comments:
Post a Comment