Siapa yang membenci 'writer's block'? Saya pastinya! Bagi saya writer's block itu penyakit atau malah bisa lebih kepada kutukan. Ya, it's a curse! Kutukan yang menyerang masa-masa produktifitas saya. Ketika saya sudah mempersiapkan semua peralatan untuk menulis, memperbanyak amunisi untuk efektifitas otak, bahkan buku catatan pun sudah penuh dengan coretan-coretan saya, namun seketika itu juga di depan monitor laptop, saya tiba-tiba blank! Bingung. Diam, dan tidak tahu bagaimana harus memulainya. Atau keadaan ketika semua kata dan bahasa dapat mengalir dengan indahnya dari otak kecil saya itu, beberapa paragraf sudah lengkap terhias tapi tiba-tiba semua kata dan bahasa itu hilang, seolah lenyap dari pikiran saya. Itu lah writer's block. Keadaan yang menjengkelkan bukan?
Kalau sudah seperti itu, biasanya saya akan membaca kembali coret-coretan dalam buku catatan saya. Saya mengulang kembali ide yang sudah ada di pikiran saya, biasanya saya malah bisa bicara sendiri dan jawab sendiri pertanyaan yang saya lontarkan. (Hampir seperti orang gila memang)
Terkadang ketika saya sudah memulai beberapa kata, tetapi kata-kata dan ide itu hanyalah pengulangan saja, ya sesuatu yang diulang-ulang, kata yang sama dan ide yang sama. Jelasnya, saya ingin sudut dan frame yang baru. Nah, kalau keadaan sudah seperti ini, saya memutuskan untuk bangun dari kursi saya dan membaca beberapa buku referensi yang ada (sambil mengisi amunisi juga)
Ide yang loncat? Ah, saya sering mengalaminya. Biasanya, saya membiarkan hal itu terjadi. Dan ketika ide-ide yang loncat itu telah terangkum menjadi beberapa paragraf, kemudian saya membaca kembali tulisan-tulisan saya itu dan menggabungkannya sesuai dengan runutan ide yang jelas.
Atau, lebih parahnya, saya terbiasa meninggalkan huruf-huruf dan kata-kata itu menjadi basi dan berjamur karena lama tidak menemukan ending atau konklusi. Nah, kalau sudah begini saya biasa mempertahankan ide-ide yang bagus lalu menambahkannya dengan ide-ide yang baru dan mengeliminasi ide-ide yang menurut saya tidak sesuai.
Mungkin itu beberapa hal yang biasa saya lakukan ketika saya mengalami penyakit atau terkena kutukan writer's block. Bagaimana dengan anda?
Kalau sudah seperti itu, biasanya saya akan membaca kembali coret-coretan dalam buku catatan saya. Saya mengulang kembali ide yang sudah ada di pikiran saya, biasanya saya malah bisa bicara sendiri dan jawab sendiri pertanyaan yang saya lontarkan. (Hampir seperti orang gila memang)
Terkadang ketika saya sudah memulai beberapa kata, tetapi kata-kata dan ide itu hanyalah pengulangan saja, ya sesuatu yang diulang-ulang, kata yang sama dan ide yang sama. Jelasnya, saya ingin sudut dan frame yang baru. Nah, kalau keadaan sudah seperti ini, saya memutuskan untuk bangun dari kursi saya dan membaca beberapa buku referensi yang ada (sambil mengisi amunisi juga)
Ide yang loncat? Ah, saya sering mengalaminya. Biasanya, saya membiarkan hal itu terjadi. Dan ketika ide-ide yang loncat itu telah terangkum menjadi beberapa paragraf, kemudian saya membaca kembali tulisan-tulisan saya itu dan menggabungkannya sesuai dengan runutan ide yang jelas.
Atau, lebih parahnya, saya terbiasa meninggalkan huruf-huruf dan kata-kata itu menjadi basi dan berjamur karena lama tidak menemukan ending atau konklusi. Nah, kalau sudah begini saya biasa mempertahankan ide-ide yang bagus lalu menambahkannya dengan ide-ide yang baru dan mengeliminasi ide-ide yang menurut saya tidak sesuai.
Mungkin itu beberapa hal yang biasa saya lakukan ketika saya mengalami penyakit atau terkena kutukan writer's block. Bagaimana dengan anda?
No comments:
Post a Comment