Ada hal yang mungkin sudah diketahui oleh orang banyak, atau mungkin belum diketahui mengenai saya yang lebih senang berteman dengan para cowok alias laki-laki atau pria. Tidak ada alasan khusus sebenarnya kenapa saya lebih suka berteman dengan laki-laki. Tapi saya lebih senang dengan konsep pertemanan yang ditawarkan oleh mereka, tidak perlu terlalu emosional dalam pertemanan namun tetap menjunjung rasa solidaritas.
Berikut adalah teman-teman lelaki saya. (Aiiih...gaya!)
Nama panjangnya Rangga Fatahillah atau lebih dikenal dengan nama Acun. Pertama melihatnya mungkin kita akan dapat dengan mudah dibohongi oleh tampang dinginnya tapi sebenarnya dia itu tidak 'cool' seperti yang banyak orang tahu. Malah lebih bisa disebut 'bocor' dan menyebalkan. Acun itu orang yang cerdas, sangat cerdas malah untuk menjadi saingan saya. Banyak hal-hal sederhana yang saya ketahui namun bisa dipatahkan oleh orang ini. Kecintaannya terhadap musik mungkin adalah nilai plus lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan pun bagi saya pertanyaan yang sulit dan menjebak. Itu mengapa dia selalu bilang kalau saya selalu berhati-hati dalam menjawab pertanyaannya atau dia selalu berujar " Lo mah hati-hati banget Ma kalo ngomong sama gue." Salah satu hobinya adalah selalu mengaitkan novel-novel yang dia baca dengan keadaan sekitar yang dia alami, memetaforakan Winston dalam 1984 dengan dirinya, ataupun menyamakan Chesire Cat dalam Alice dengan dirinya pula. Ya...begitulah Acun.
Nur Ali nama lengkapnya, biasa dipanggil Ali Bincuy . Ali itu teman yang menyenangkan. Dia diam saja sudah lucu apalagi bicara. Ali itu salah satu orang yang selalu membuat anekdot atau selepatan-selepatan lucu tentang setiap materi yang dia dapat ketika kuliah. Dia tidak akan pernah bisa diam karena ada-ada saja ide leluconnya setiap hari. Baginya diam itu sama seperti diserbu ribuan nyamuk alias gatel. Namun, dibalik itu semua Ali itu adalah sosok yang paling nyantai dalam berteman tapi bisa sangat membantu dalam keadaan apapun dan dia ternyata anak yang sangat patuh di rumahnya. Anak laki-laki yang disayang oleh keluarganya.
Rijal Azman adalah teman karibnya Ali Bincuy yang tadi itu. Mereka memang sebelas dua belas. Rijal namanya dengan 'J' bukan 'Z' karena kalau diganti dengan 'Z' maka artinya akan berbeda, artinya bukan laki-laki lagi katanya. Dia adalah yang paling muda diantara semua teman-teman saya. Laki-laki satu ini dengan tidak diam-diam mengatakan kalau dia sangat mengidolakan Bruce Lee. Sampai sekarang saya masih bingung kenapa dia sangat mengidolakan dan ingin menjadi Bruce Lee. Maka dari itu kami menyebutnya Jali (Jal Lee). Pesan saya cuma satu tentang Jali, jangan pernah terkecoh oleh tampangnya yang imut dan kalem karena sebenarnya itu hanyalah image yang dia ciptakan, karena salah satu karakternya yang masih sangat dia jaga sampai sekarang adalah Narsistic atau Celeb Syndrom. Maka dari itu jangan pernah sekali pun meminjamkannya kaca.
Lelaki ini adalah lelaki yang sangat mandiri. Dia bisa jauh-jauh merantau dari Kalimantan ke Bekasi dan sampai sekarang masih terus berpikir bagaimana untuk bertahan hidup di Bekasi. Nama lengkapnya Budi Nasrullah biasa dipanggil Arul. Hobinya yang paling utama adalah bermain musik. Hampir semua alat musik dapat dikuasainya, dan berulang kali juga ikut kerja sekaligus tinggal di sebuah studio musik. Dia pun guru musik yang menyenangkan. Setahun lebih bekerja bersama Arul membuat saya tahu dan hapal tentang dirinya. Arul itu memang orang bebas, tak bisa untuk terikat. Tapi dia menurut saya adalah teman yang paling supel dan memiliki rasa solidaritas paling tinggi.
*Tunggu Bagian 2 coming soon....
Berikut adalah teman-teman lelaki saya. (Aiiih...gaya!)
Nama panjangnya Rangga Fatahillah atau lebih dikenal dengan nama Acun. Pertama melihatnya mungkin kita akan dapat dengan mudah dibohongi oleh tampang dinginnya tapi sebenarnya dia itu tidak 'cool' seperti yang banyak orang tahu. Malah lebih bisa disebut 'bocor' dan menyebalkan. Acun itu orang yang cerdas, sangat cerdas malah untuk menjadi saingan saya. Banyak hal-hal sederhana yang saya ketahui namun bisa dipatahkan oleh orang ini. Kecintaannya terhadap musik mungkin adalah nilai plus lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan pun bagi saya pertanyaan yang sulit dan menjebak. Itu mengapa dia selalu bilang kalau saya selalu berhati-hati dalam menjawab pertanyaannya atau dia selalu berujar " Lo mah hati-hati banget Ma kalo ngomong sama gue." Salah satu hobinya adalah selalu mengaitkan novel-novel yang dia baca dengan keadaan sekitar yang dia alami, memetaforakan Winston dalam 1984 dengan dirinya, ataupun menyamakan Chesire Cat dalam Alice dengan dirinya pula. Ya...begitulah Acun.
Nur Ali nama lengkapnya, biasa dipanggil Ali Bincuy . Ali itu teman yang menyenangkan. Dia diam saja sudah lucu apalagi bicara. Ali itu salah satu orang yang selalu membuat anekdot atau selepatan-selepatan lucu tentang setiap materi yang dia dapat ketika kuliah. Dia tidak akan pernah bisa diam karena ada-ada saja ide leluconnya setiap hari. Baginya diam itu sama seperti diserbu ribuan nyamuk alias gatel. Namun, dibalik itu semua Ali itu adalah sosok yang paling nyantai dalam berteman tapi bisa sangat membantu dalam keadaan apapun dan dia ternyata anak yang sangat patuh di rumahnya. Anak laki-laki yang disayang oleh keluarganya.
Rijal Azman adalah teman karibnya Ali Bincuy yang tadi itu. Mereka memang sebelas dua belas. Rijal namanya dengan 'J' bukan 'Z' karena kalau diganti dengan 'Z' maka artinya akan berbeda, artinya bukan laki-laki lagi katanya. Dia adalah yang paling muda diantara semua teman-teman saya. Laki-laki satu ini dengan tidak diam-diam mengatakan kalau dia sangat mengidolakan Bruce Lee. Sampai sekarang saya masih bingung kenapa dia sangat mengidolakan dan ingin menjadi Bruce Lee. Maka dari itu kami menyebutnya Jali (Jal Lee). Pesan saya cuma satu tentang Jali, jangan pernah terkecoh oleh tampangnya yang imut dan kalem karena sebenarnya itu hanyalah image yang dia ciptakan, karena salah satu karakternya yang masih sangat dia jaga sampai sekarang adalah Narsistic atau Celeb Syndrom. Maka dari itu jangan pernah sekali pun meminjamkannya kaca.
Lelaki ini adalah lelaki yang sangat mandiri. Dia bisa jauh-jauh merantau dari Kalimantan ke Bekasi dan sampai sekarang masih terus berpikir bagaimana untuk bertahan hidup di Bekasi. Nama lengkapnya Budi Nasrullah biasa dipanggil Arul. Hobinya yang paling utama adalah bermain musik. Hampir semua alat musik dapat dikuasainya, dan berulang kali juga ikut kerja sekaligus tinggal di sebuah studio musik. Dia pun guru musik yang menyenangkan. Setahun lebih bekerja bersama Arul membuat saya tahu dan hapal tentang dirinya. Arul itu memang orang bebas, tak bisa untuk terikat. Tapi dia menurut saya adalah teman yang paling supel dan memiliki rasa solidaritas paling tinggi.
*Tunggu Bagian 2 coming soon....
No comments:
Post a Comment