Ada yang percaya sama cinta pandangan
pertama? Bukan cinta pertama, namun cinta PANDANGAN PERTAMA. Ya, jatuh cinta
pada saat pertama kamu melihatnya, seseorang yang benar benar asing – sekalipun
datang dari dunia antah berantah seperti Tarzan – seseorang yang akhirnya
membuat kamu terjatuh dari berpuluh-puluh tingkat ketinggian dan melayang di
udara. Kemudian kamu merasa bahwa waktu berhenti berdetak, diam. Lalu tiba tiba
berdetak kembali kencang dan semakin kencang hingga mengguncang hatimu dan crack! Hatimu pun terbelah berantakan.
Kemudian yang lebih klise lagi kamu merasa
bahwa dia adalah si ‘missing piece’
yang selama ini kamu cari seperti mencari belahan buah apel yang sudah
terlanjur ter/dibelah. Klise kan? Ya klise seperti video- video iklan yang kita
tonton.
Namun, saya tidak mempercayainya. Walaupun
ada teori yang mempelajari tentang cinta atau jatuh cinta pada pandangan
pertama mungkin saya adalah orang yang tidak akan pernah bisa memahaminya
karena bagi saya cinta itu datangnya perlahan seperti batu es yang mengalir
pelan dalam kerongkongan kemudian meleleh dalam hati. Dingin, menyegarkan namun
terasa hangat.
Kalau memang ada cinta pandangan pertama
mungkin saya tidak akan pernah terjebak dalam cinta pertemanan. Kalau memang
ada cinta pandangan pertama mungkin saya tidak akan pernah mengalami peristiwa
kabur dengan taksi setelah kencan buta yang gagal. Kalaupun memang ada cinta
pandangan pertama bisa-bisa saya mungkin sudah menikah dengan laki-laki pilihan
ibu saya.
Lalu, memangnya ada yang salah dengan jatuh
cinta pada pandangan pertama? Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta sekalipun
pada pandangan pertama setidaknya itu yang dikatakan oleh film-film drama yang
saya tonton ataupun lagu-lagu cinta yang saya dengar.
Ada yang bilang jatuh cinta itu ‘Sejuta
rasanya’, memang sejuta rasanya karena kita akan mengalami rasa-rasa baru yang
tidak pernah kita rasakan sebelumnya. Jatuh cinta itu katanya indah namun
menyakitkan ya, karena jatuh cintalah yang bisa membuat kita terjatuh namun
serasa terbang tidak menyentuh bumi tetapi tiba-tiba bum! terasa sakit ketika ternyata realita terlalu cepat membuat
kita menghantam bumi. Mungkin itu mengapa jatuh cinta diawali dengan kata
‘jatuh’.
Rasa sakit ketika jatuh lah yang seharusnya
menjadi perisai sebelum kita benar-benar terluka menghantam bumi. Terbang dan
melayang memang menyenangkan dan akan lebih menyenangkan lagi apabila kita
memiliki sayap, sayap yang lengkap tanda bahwa cinta itu berbalas.
Hal ini akan berbeda ketika pada saat
pertama kita jatuh cinta pada seseorang yang a completely stranger karena kita belum mengetahui siapa, seperti
apa, dan bagaimana. Sekalipun kita siap untuk terjatuh dan mengalami rasa sakit
namun sebuah cinta ataupun jatuh cinta mesti ada kata ‘masuk akal’ didalamnya.
Walaupun sedikit, ya sedikit saja yang mungkin bisa membuat kita tidak pernah
menyesali untuk setidaknya pernah jatuh dan terjatuh.
No comments:
Post a Comment