Monday, January 14, 2013

#Day6 Dia Oh Dia....

Dia tidak datang dengan mesin waktu. Tapi datang diantara kejenuhan hati akan bualan kata-kata manis laki-laki sebelumnya. Dia ada diantara adaptasiku terhadap dunia, strata, dan status sosial yang baru. Dia, yang hanya bisa kulihat di kejauhan, dia, yang punggungnya selalu nampak indah bagiku, dia, yang senyumnya melunturkan kesombongan yang selalu kupelihara, menghidupkan kembali rasa. 

Dia hidup, namun interaksinya tak pernah terjangkau olehku, bahkan di ruang diskursif sekalipun. Dia, dengan kesibukan dan kemalasannya yang kukagumi menyadarkan bahwa ada laki-laki lain diluar garba nyamanku. Dia dengan kesederhanaan kemapanannya tak membuat aku tiba-tiba bertanya "Berapa gajimu per bulan?" _ tampak mapan, namun terlihat tidak mapan, ataupun tidak mapan sekalipun sungguh tak secuil pun aku permasalahkan _ Dia mengucilkan semua kriteriaku akan laki-laki idaman. Bukan nyaris sempurna, tapi rasa sempurna hinggap dalam penilaianku tentangnya. 

Dia yang tak pernah tahu, mungkin tak akan pernah tahu. Dia yang hadir, kemudian pergi. Tanpa perpisahan. Bahkan aku tak sempat mengucapkan betapa aku menyukai sepotong senjaku bersamanya di sudut warung kopi biasa.

Semoga kita bertemu di lain hari, Bung!
Dalam bahasan isu-isu kontemporer menyebalkan lainnya.


                                                                   A tribute to someone whom I know for only 4 months,
                                                                                      Mariya (Tidak sedang galau)
 

4 comments:

Dessy Aster said...

Is it him? hehee

Unknown said...

Of course Him, not Her. LOL

Dessy Aster said...

Hmmmm ngeles, maksudnya, is it him that we already know?? hihihihihihi

Unknown said...

#GerakanMingkemNasional