Ketukan di pintu.
Sudah berkali-kali mungkin.
"Oh, gue di rumah ternyata." Gumam si Hati.
"Iya, Mah...!" Teriakku.
Ketukan di pintu pun berhenti.
05:15.
Terdiam.
Otomatis bergerak.
Kamar mandi tujuanku.
Balik ke kamar.
Pakai mukena.
Gelar sajadah.
Sholat.
Sejenak berpikir...
Dan si Hati pun berkata: "Ah, baru dua jam."
Tidur kembali.
Deringan handphone.
Terbangun.
"Dimana lo?" suara dalam handphone.
07:38.
Tersadar.
Dalam otak sudah terprogram.
Antrian rutinitas.
"Di rumah. 2 jam lagi sampe." Jawabku jujur.
Kesal, marah-marah, dan menggerutu.
"Silahkan!" Kata si Hati.
Tapi....
"Sorry." Kata si Mulut.
Terdiam.
Lagi lagi seperti mesin dengan program yang sudah ter"install".
Bergerak otomatis.
Kamar mandi!
Rapi.
Sepi.
Karena aku yang selalu terlambat di rumah ini.
07:56.
Inilah pagi.
Pusing dan kacau.
Tanpa kopi, dan rokok.
Sepiring nasi goreng tersedia.
Lewatkan saja.
Tak berselera.
08:05.
Berangkat.
Duduk indah di pojokan bis.
Kantuk memanggil.
Tidur kembali.
10 menit.
Terbangun.
Terpejam kembali.
Namun, tidak tertidur.
Terpikir,
Satu jam kemudian, saya akan ada di....
kotak yang sama, lingkaran yang sama, sistem yang sama.
Terbangun.
Melihat keluar jendela bis.
"Hmm, so are they Maria."
Mendesah.
Tertidur kembali.
"No Surprises" nya Radiohead pun melelapkanku.
Berharap tak ada yang membangunkan.
Di suatu pagi yang tidak pernah genap,
Mariya.
No comments:
Post a Comment