Monday, January 7, 2013

#Day2 Menulis dan Berbicara



Diantara berbagai rutinitas hari ini, saya berusaha untuk menggenapkan hutang-hutang tulisan saya. Bukan sok sibuk atau berasa tidak ada waktu, namun tepatnya karena malas. Kemalasan saya ini mungkin bisa saja didasari oleh kebosanan saya yang tak berujung, kebosanan dengan kata-kata karena harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah selama satu semester kemarin, lalu ketika libur menghampiri saya pun harus berkutat kembali dengan tulisan. Oh Tuhan, bahkan dalam blog pun saya membahas tugas-tugas semesteran saya! Gejala apakah ini? :D

Lalu, saat ini (ketika saya menuliskan ini) adalah momen UAS untuk para mahasiswa UNISMA. Momen UAS bagi saya yang katanya dosen tapi juga nyambi jadi mahasiswa adalah momen kebebasan sementara. Ya, hanya sementara karena setelah itu akan dihujani butiran-butiran koreksian bukan butiran debu. Euh? #TerRumor LOL. Yang mengganggu ketika UAS itu sebenarnya bukan hanya bikin soal, ngawas, dan mengurusi hal ini dan itu, tetapi juga menyaksikan postingan para mahasiswaku tercintaaaah di jejaring-jejaring sosial, yang isinya melulu tentang kata yang beribu-ribu. Beribu-ribu kata? Hmm, kalo pakai permainan ‘Hastag’ kayanya bisa jadi trending topic Twitter. Memangnya apa yang sulit dengan beribu-ribu kata? Bukankah kalau kita bicara, kita bisa mengeluarkan lebih dari ribuan, bahkan jutaan kata kan? Itulah, perbedaan berbicara dengan menulis. 

Menulis pastinya tidak semudah berbicara, walaupun sebenarnya ada beberapa orang yang lebih memilih untuk menulis dari pada berbicara. Menulis seperti memiliki banyak polisi pengatur, tidak seperti berbicara yang mungkin hanya ada beberapa polisi pengatur. Keteraturan jelas dibutuhkan dalam menulis, apalagi tulisan yang sifatnya akademis.   

No comments: